Sangat banyak selebrasi-selebrasi unik lainnya dalam sepakbola. Memang, dalam cabang olahraga populer itu, kejadian paling ditunggu-tunggu adalah gol. Sangat manusiawi jika pemain yang mencetak gol akan merayakannya bersama rekan setim, pelatih, kru dan penonton.
Begitu pula yang terjadi saat striker Persiraja Banda Aceh Abdul Musawir merayakan gol di Stadion H Dimurthala, Banda Aceh, Jumat (21/1) lalu. Saat itu, Laskar Rencong meladeni PSAP Sigli di pentas Divisi Utama Liga Indonesia 2010/2011.
Gol penyeimbang skor di menit ke-62 itu bukan hanya sebatas menyelamatkan timnya dari kekalahan. Namun, secara pribadi, gol Musawir juga pembuktian sebagai striker haus gol yang musim lalu sempat terbuang.
Bagi Musawir, itu adalah gol kelimanya musim ini. Tak salah jika dia ingin membuktikan kepada Anwar yang membesut Laskar Rencong bahwa dirinya belum habis. "Inilah Musawir," katanya dalam bahasa Aceh.
Musim lalu, sang pemain acap parkir di bangku candangan dan jarang mendapat kesempatan tampil. Buntutnya, dia terdepak dari tim karena alasan indisipliner dan faktor non teknis lainnya.
Setelah mencetak gol, pemilik jersey nomor 7 itu langsung melepas ban kapten sembari berlari ke arah tribun melewati bench PSAP sambil menunjuk pendukungnya. Sial bagi Musawir, aksinya disambut lemparan oknum pengurus Laskar Aneuk Nanggroe.
Tindakan kampungan ini bukan saja tak sportif, tapi juga mencederai asa pendukung kedua tim yakni Skull dan PARR yang sudah sepakat tak ricuh. Bukan cuma suporter, manajer kedua kubu juga melakukan hal sama. Tapi tanpa diperkuat dua pilar inti seperti Elly Mayega dan Irwanto, hasil imbang itu dianggap sudah sepadan. (gk-37)